Tidak Berjudul.

“Perkenalkan nama depanku, Jancuk. Nama belakangku , Jancuk. Nama lengkapku adalah Jancuk Jancuk tetapi kamu bisa memanggilku dengan “Jancuk” atau “Cuk”, tetapi jangan memanggilku dengan “Jan”. Terimakasih.” Aku lalu turun di depan kelas.

            Semua anak-anak kelas menatap satu sama lain. Kemudian, setelah menyadarinya seisi kelas tertawa keras. Baik anak laki-laki maupun perempuan. “Jan.. Jan.. Memangnya kamu itu ayam JAN-tan!” teriak Pangedo. Pangedo adalah anak paling kondang di SMA ini. Anehnya, aku tidak merasakan ada yang lucu dari sebutan “Jan”. Aku hanya terdiam dan menatap raut wajah Pangedo yang menjijikan itu.

            Entah apa yang harus kulakukan dengan tingkah Pangedo. Pikirnya lucu namaku tetapi lebih luculah namanya. Pangedo? Darimana nama itu? Dari Planet Amerika? Nebula, Grrhh.. Benar-benar menggelikan. Selama seminggu ini nama anehku itu harus menjadi bahan olokan tiap harinya. Seminggu ini. Kepalaku penuh dengan cairan magma dan akan keluar pada waktu yang tidak pasti. Aku yakin bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika pun tidak akan tahu. Penat. Tetapi apa dayaku untuk melawan Pangedo. Suatu alasan aku tidak melawan dia adalah karena diriku takut. Pangedo adalah anak buangan, berandalan lebih tepatnya. Dari skala 1 – 10, maka aku akan beri 100 untuk tingkat keberandalannya. Aku takut. Terlalu takut untuk dihajar, disodomi, dibunuh, dimutilasi ataupun dimakan olehnya. Aku ingin hidup. Masih ingin hidup.

            Ya, akhirnya aku masuk di SMA Senang Ceria. SMA yang terkenal akan pendidikannya yang bagus. Entahlah, kenapa ayahku menyekolahkanku di sekolah ini padahal di sekolahku sebelumnya aku merasa nyaman dan tidak pernah mendapat masalah kecuali karena sering mendapat hukuman ketika menggambar saat jam pelajaran.

            Angin darimana tiba-tiba ayahku memanggilku ketika aku

           



***





Aku sedang duduk sendiri di ruang kelas, menatap permukaan meja yang penuh goresan. Ini jam istirahat sekolahku. Jam istirahatku waktunya cukup lama, satu jam. Satu jam merupakan waktu yang lama dan itu menyebalkan. Aku tidak punya teman karena satu alasan yang sudah pasti, karena Pangedo memanggilku “Jan”, dan bagi Pangedo “Jan” itu adalah nama yang menggelikan. Ada banyak tulisan di meja kayu ini tetapi ada satu tulisan yang menarik perhatianku, tulisan itu ditulis oleh spidol merah. Tulisannya jelas “JAN ANJINGZ”. Aku mengenal tulisan itu. Itu tulisan Pangedo. Lalu, aku melihat kembali tulisan-tulisan dan gambar-gambar aneh yang ada di mejaku. Ada tulisan berisi pujian, umpatan, curhatan dan gambar-gambar kelamin yang berterbangan. Hebat. Dan, ketika aku sedang menikmati permukaan meja belajarku ini, ada sebuah sentuhan halus menyentuk leherku. Dibuat kaget aku dibuatnya.

            “Cuk!” Seorang perempuan cantik seumuranku sedang berdiri dan menatapku dengan tatapan yang aneh. Dan aku masih terdiam.

            “Cuk!” Dia lalu mencengkram tanganku

Aku melihat ke arah sumber suara itu. Seorang perempuan cantik telah berdiri di hadapanku sambil mengenggam beberapa lembar uang lecek.

            “Bantu aku ,Cuk!”

            “Bantu apa?”

            “Cuk…” Dia terdiam lalu mulai memainkan roknya dan menatap wajahku sesaat dan kemudian melanjutkan bicara “Kamu haru tahu..”

            “Harus tahu apa? Aku saja tidak tahu kamu.”

            “Memang. Tapi aku tahu kamu. Aku mimpi bersetubuh denganmu.”

            “Hanya mimpimu untungnya.”

            “Harus jadi kenyataan, Cuk!”

            “Kamu sudah gila , yah. Kamu memberikan keperawanan kamu secara cuma-cuma gitu sama diriku? Mimpi itu hanyalah bunga tidur. Kamu tidak usah memetik, kamu tidak dapat memetik bunga yang satu itu. Kamu hanya dapat melihat, tidak dapat kamu petik bahkan untuk kamu hirup. Aku sering bermimpi sepertimu.”

            “Mimpi bercinta?”

            “Yah?”

            “Dengan siapa?”

            “Dengan Tuhan.”

Lalu bola mata perempuan itu berputar, matanya berkaca-kaca dan kemudian ia berlari dan berteriak “Jan” berpuluh-puluh kali hingga Pangedo harus datang ke kelasku dan mengencingi mejaku.

No comments:

Post a Comment

आप कुछ बाहर थूक चाहिए कृपया.

Followers

© anzimatta. Powered by Blogger.